HALO JAPIN. Nama Laksamana Maeda sangat terkait dengan kemerdekaan Indonesia. Salah satu peran adalah dengan mempersilakan kediamannya yang berada di Jl. Imam Bonjol, No.1, Jakarta Pusat sebagai tempat penyusunan naskah proklamasi. Rumah Maeda tersebut kini berubah menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi.
Dikisahkan pada tanggal 16 Agustus 1945, golongan muda seperti Sukarni dan Chaerul Saleh menculik Soekarno dan Muhammad Hatta ke Rengasdengklok dan mendesak mereka segera membacakan proklamasi. Setelah melalui pembicaraan yang panjang, akhirnya semua setuju proklamasi dibacakan diluar janji Jepang yakni 24 Agustus.
Di hari yang sama, para pemuda mengantarkan Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta untuk segera merumuskan naskah proklamasi. Namun ketika tiba dari Rengasdengklok ke Jakarta, hari sudah larut. Pada pukul 22.00, rombongan tiba di Hotel Des Indes. Mereka akan memesan ruangan untuk dijadikan tempat merumuskan naskah proklamasi. Sayangnya tempat itu sudah tutup. Para pemuda tidak kehabisan akal.
Laksamana Muda Maeda memiliki peran yang cukup penting dalam kemerdekaan Indonesia dengan mempersilakan kediamannya yang berada di Jl. Imam Bonjol, No.1, Jakarta Pusat sebagai tempat penyusunan naskah proklamasi oleh Soekarno, Mohammad Hatta dan Achmad Soebardjo, ditambah sang juru ketik Sayuti Melik.
Disebutkan setelah kekalahan Jepang. Para pemuda di tanah air bergolak. Mereka ingin segera memproklamirkan kemerdekaan. Salah satunya adalah penculikan Bung karno dan Bung Hatta. Saat itu Achmad Subardjo memberitahukan kepada Maeda bahwa Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) tak bisa melakukan rapat di kawasan Pejambon (Jakarta Pusat) karena Soekarno dan Hatta telah dibawa oleh para pemuda ke luar kota.
Laporan tersebut membuat Maeda menyuruh perwira-perwira Angakatan Laut Jepang mencari keberadaan Sukarno dan Hatta. Tak berselang lama, Achmad Subardjo mengetahui keberadaan Soekarno dan Hatta. Mereka kemudian bernegosiasi dengan para pemuda dan menjelaskan bahwa Maeda akan membantu persiapan dan pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan.
Pada malam harinya Maeda meminjamkan rumahnya yang terletak di Jalan Imam Bonjol sebagai tempat penyusunan teks proklamasi dan menjamin keamanan selama rapat karena Maeda merupakan Kepala Perwakilan Kaigun (Angkatan Laut Kekaisaran Jepang). Rumahnya merupakan extra territorial dan harus dihormati oleh Rikugun (Angkatan darat kekaisaran Jepang / Kempetai) maka rumah Maeda dianggap aman.
Namun Laksamana Maeda harus menanggung konsekuensi berat setelah mengizinkan rumahnya sebagai tempat perumusan naskah proklamasi. Saat Inggris datang pada September 1945, Maeda dan stafnya, Shigetada Nishijima, ditangkap dan dimasukkan ke penjara Glodok dan rutan Salemba. Maeda membentuk Asrama Indonesia Merdeka pada bulan Oktober 1944. Maksud asrama ini adalah untuk menciptakan pemimpin-pemimpin untuk negara Indonesia yang merdeka.
Pria Bernama lengkap Maeda Tadashi dilahirkan pada 3 Maret 1898. Maeda lahir di kota Kajiki, prefektur Kagoshima, Jepang, pada tanggal 3 Maret 1898. Ayah Maeda merupakan seorang kepala sekolah di Kajiki dan keluarganya merupakan keluarga keturunan kelas samurai. Maeda masuk ke Akademi Angkatan Laut Jepang saat usianya 18 tahun. Di akademi tersebut, Maeda mengambil spesialisasi navigasi, dan pada tahun 1930 ia telah berpangkat letnan satu dalam Angkatan Laut Kekaisaran Jepang. Laksamana Maeda meninggal 13 Desember 1977. ***
Respon (1)