HALO JAPIN. Investasi Jepang di Indonesia harus didorong untuk lebih ditingkatkan. Ada kelebihan jika investasi tersebut masuk yaitu kualitasnya, komitmen tinggi terhadap lingkungan, mengutamakan efisiensi dan produktivitas dalam membangun daya saing.
Hal ini dikatakan Wakil Ketua DPR RI Kordinator Bidang Industri dan Pembangunan Rachmat Gobel saat menghadiri peresmian pabrik industri makanan dan minuman PT Chateraise Gobel Indonesia. Ditambahkan oleh Gobel dalam beriventasi di Indonesia Jepang tidak hanya bertindak sebagai pemodal semata, namun juga melakukan transformasi teknologi. Transfer teknologi bukan hanya bicara bagaimana menciptakan barang yang berkualitas, tetapi juga bagaimana si manusianya mampu memahami tentang teknologi tersebut.
“Ada proses dan tahapan yang harus dilewati untuk bisa disebut sebagai transformasi teknologi. Pertama adalah transfer of job (pekerjaan), transfer of know how (mengerti), dan baru kemudian terjadilah transfer teknologi,” ungkap Gobel.
Gobel menjelaskan bahwa bangsa Jepang dalam membangun industrinya, terdapat prinsip Monozukuri dan Hitozukuri. Jadi, tambahnya, Investasi Jepang di Indonesia telah memberikan nilai tambah lebih tidak sekadar meningkatkan investasi asing atau FDI (foreign direct investment) dan penyerapan tenaga kerja.
Menurut Gobel, melalui investasi langsung, Jepang telah memberi kontribusi dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan alih teknologi. “Bahkan kini sudah terjadi proses transformasi teknologi di berbagai industri yang kian berkembang dan mendorong laju roda perekonomian nasional,” pungkas Gobel.
Rahmat Gibel dikenal sebagai seorang pengusaha dan politisi. Ia adalah generasi kedua dari keluarga Gobel dan pernah menjadi Menteri Perdagangan di era Presiden Joko Widodo. Pria kelahiran 3 September 1962 ini merupakan anak kelima dari putra laki-laki pertama pasangan Alm. Drs. H. Thayeb Mohammad Gobel dan Almh. Annie Nento Gobel.
Masa kecil Rahmat pernah diminta oleh ayahnya untuk mengikuti latihan di pabrik sehari penuh. Dari situlah Rahmat mengerti dunia usaha. Hingga pada tahun 1981 dia lulus SMA di Jakarta dan melanjutkan kuliahnya di Chuo University – Jepang. Berawal dari situlah kemudian Kelompok Usaha Gobel memiliki rekan utama bisnis dengan Panasonic Group.
Tahun 1989 Rahmat kembali ke Indonesia dan menduduki posisi Asisten Presiden Direktur PT National Gobel (sekarang menjadi PT. Panasonic manafacturing Indonesia). Dua tahun berikutnya dia diangkat sebagai anggota Dewan Direksi yang memiliki kewenangan penuh atas perencanaan manajemen perusahaan. Saat ini menjadi wakil Wakil Ketua DPR RI. ***