HALO JAPIN. Salah satu barisan tentara bentukan Jepang di Indonesia adalah Heiho. Dalam sejarahnya prajurit ini ternyata diterjunkan juga dalam pertempuran Pasifik seperti di Birma, Morotai dan beberapa daerah lainnya. Dalam pertempuran Pasifik, banyak sekali korban dari pasukan Heiho ini. Tidak sedikit dari mereka dijadikan martir bom bunuh diri Jepang.
Heiho dibentuk pada tanggal 2 September 1942 atas instruksi dari Markas Besar Angkatan Darat Jepang. Dibentuknya Heiho bertujuan untuk membantu militer Jepang awalnya menjadi pekerja kasar seperti membangun kamp tahanan, menjaga kamp pertahanan. Namun akhirnya juga digunakan untuk sebagai prajurit dalam beberapa pertempuran yang dilakukan balatentara Jepang. Heiho juga dipersenjatai oleh militer Jepang.
Tercatat ada beberapa persyaratan menjadi seorang prajurit Heiho yaitu berumur 18 sampai 25 tahun, berbadan sehat, berkelakuan baik, dan minimal berpendidikan sekolah. Dalam perkembangannya pasukan Heiho ini dibagi tiga yaitu menjadi pasukan darat, pasukan laut, dan polisi. Pihak milter Jepang juga mengelompokkan mereka dalam beberapa kompi, seperti kompi 16 bagian Jawa dan kompi 25 bagian atas daerah Sumatera. Di medan perang Heiho dibagi ke dalam beberapa tugas seperti pemegang senjata anti-pesawat, tank, artileri, dan pengemudi.
Selain Heiho, ada juga PETA atau Pembela Tanah Air. PETA ini dikhususkan untuk pertahanan jika tentara Sekutu menyerbu Indonesia. Inilah yang membedakan dengan Heiho. Pasukan Heiho justru turut diikutkan ke berbagai medan pertempuran Perang Pasifik yang sesungguhnya, seperti di Filipina, Thailand, Morotai, Rabaul (kini Papua Nugini), Balikpapan dan Burma (kini Myanmar).Ada beberapa cerita mengenaskan tentang pasukan Heiho yang bertempur di perang Pasifik. Karena kurangnya pelatihan, mereka banyak yang dijadikan tameng peluru atau martir bom bunuh diri.
Saat Jepang menyerah kepada Sekutu, tercatat ada 42 ribu pasukan Heihobaik darat laut. Menurut Jenderal AH Nasution, Jepang melakukan pembubaran dan pelucutan senjata terhadap Peta dan Heiho pada tanggal 18, 19, dan 20 Agustus 1945. Dalam perkembanganya setelah kemerdekaan, Heiho dileburkan ke dalam BKR.
Heiho sendiri dibubarkan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dan dimasukkan ke berbagai unit-unit Badan Keamanan Rakyat (BKR). Personil yang tergabung dalam Heiho Kaigun, lebih banyak dileburkan ke Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI). Sedangkan Heiho darat dilebur dalam berbagai kesatuan darat BKR.***