halojapin.com. Pada tanggal 15 Desember lalu, salju setebal 13 sentimeter menyelimuti rumah-rumah tradisonal di desa Shirakawago, Prefektur Gifu Jepang. Salju tersebut menandai keajaiban pemandangan yang indah di desa yang telah menjadi warisan dunia tersebut.
Shirakawago adalah salah satu destinasi wisata yang tidak dilewatkan para turis. Desa yang dijuluki negeri ajaib ini menjadi salah satu tempat yang wajib dikunjungi bila berwisata ke Jepang. Rumah tradisonalnya yang disebut “gassho-zukuri” menjadi bangunan yang sangat terkenal.
Dalam catatan yang ditulis oleh seorang penyair daru Kyoto nama “Shirakawa-go” sudah ada sejak tahun 1176. Bahkan pada abad ke-8 lalu, area desa tersebut tercatat telah menjadi lokasi dimana praktik keagamaan mulai dilangsungkan. Pada zaman itu ada kegiatan pemujaan gunung hingga pertapa yang melangsungkan kepercayaannya berpusat di gunung tersebut.
Desa Shirakawa berdiri diatas tanah seluas 68 hektar dan terletak di lembah sungai Shogawa di prefektur Gifu di Honshu. Situs ini menjadi bagian dari Warisan Dunia UNESCO. Tiga desa di dalam keseluruhan Shirakawago ini telah dijadikan warisan dunia oleh UNESCO sekarang. Sebutan yang paling sering digunakan saat ini ialah “Shirakawa Village” atau “Desa Shirakawa.
Komplek desa ini terkenal karena rumahnya yang unik dan mungil yang didesain dengan gaya gassho. Ciri khas utama dari rumah tradisonal ini adalah konstruksi yang menggunakan kayu sebagai bahan dasarnya.
Ciri khas lainnya adalah atap bangunan menyimbolkan orang berdoa dan curam. Atapnya menggunakan jerami yang didapatkan dari hasil pertanian dengan ketebalan dan kemiringan yang curam. Uniknya atap tersebut bisa digunakan hingga 30 tahun lamanya karena pengawetan alami dari asap pembakaran.
Bentuk seperti ini untuk membuat rumah menjadi tahan terhadap salju yang menebal di bulan Desember hingga Maret.
Ada 4 lantai dalam satu rumah ini. Lantai 1 biasa digunakan sebagai ruang keluarga dengan irari atau perapian yang juga berfungsi sebagai ruang makan dan memasak. Asap dari irari ini bisa membuat blok kayu di atasnya menjadi lebih awet. Lantai kedua hingga keempat adalah loteng sebagai penyimpanan hasil-hasil pertanian. Di dalamnya terdapat nampan-nampan berisikan ulat sutra sebagai sumber penghasilan tambahan di luar bertani. Ada jendela besar yang terletak di loteng-loteng agar sinar matahari dan angin bisa masuk untuk perkembangan ulat sutra.
Itulah desa SHirakwago yang telah menjadi destinasi favorit para wisatawan.