Selain mempromisikan keragaman budaya, dalam Acara Al Together Fesival ini Indonesia juga berharap dapat bekerjasama dengan negara-negara lainnya
HALOJAPIN.COM. Indonesia melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo berpartisipasi dalam ajang All Together Festival. Selain mempromosikan keragaman budaya, Indonesia berharap dapat bekerjasama dengan bangsa- bangsa lain.
Hal tersebut dikatakan oleh Koordinator Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya KBRI Meinarti Fauzie di Tokyo, Minggu (21/1). Indonesia sendiri. Lanjut Mienarti, baru pertama kalinya mengikuti festival ini. “Festival ini kami manfaatkan untuk mempromosikan keberagaman Indonesia, sekaligus mempromosikan bahwa Indonesia sangat beragam, menghargai keberagaman, dan sangat ingin bekerja sama dengan bangsa-bangsa lain yang ada di Jepang,” ujar Meinarti
Menurutnya sebagai negara yang sangat majemuk dan terbiasa dalam keberagaman dan harmoni, (festival) ini memang timely untuk diikuti oleh Indonesia. “Kita sangat mendukung festival ini untuk menunjukkan bahwa semua imigran yang ada di Jepang dapat hidup bersama dalam harmoni dalam keberagaman,” katanya.
Keragaman Budaya
Pihak imigrasi Jepang menjadi penyelenggara acara All Together Festival ini. Pada acara tersebut gerai KBRI Tokyo memamerkan sejumlah kain batik khas Nusantara, penganan, dan bumbu-bumbu Indonesia. Selain itu pihak KBRI juga membagikan angket untuk menampung kesan warga setempat dan warga asing terhadap WNI di Jepang.
“Semakin banyak warga Indonesia yang ada di Jepang, kami semakin sering melakukan kegiatan yang sifatnya outreach dan engage. Tahun lalu, kita mengadakan pelayanan-pelayanan yang tidak hanya di Tokyo, tapi di sejumlah kota yang ada di Jepang dari Hokkaido hingga Okinawa,” kata Mienarti. Dia menambahkan pihaknya tetap menyosialisasikan kebijakan dari pemerintah Indonesia dan berpesan agar para WNI di Jepang senantiasa mematuhi peraturan yang berlaku.
Sekedar informasi hingga Oktober 2022, Indonesia masih berada di posisi ketujuh dengan jumlah warga negara Indonesia (WNI) di Jepang yang mencapai sekitar 59.820 orang. Namun, menurut perkiraan saat ini sudah mendekati 100.000 orang. Sebagian besar dari mereka adalah penduduk permanen (863.936 orang atau 28,1 persen). Kemudian menyususl tenaga pelatihan teknis (324.940 orang atau 10,6 persen, tenaga bidang internasional. Setelah itu tenaga kemanusiaan dan teknologi (311.961 orang atau 10,6 persen), pelajar (300.638 orang atau 9,8 persen) dan penduduk permanen khusus (288.980 orang atau 9,4 persen).