halojapin.com. Zori dan geta adalah alas kaki atau sandal tradisional Jepang masih digunakan hingga sekarang. Keduanya mempunyai sejarah yang panjang dan mengalami perubahan serta berkembang dalam desain.
Kini sandal tersebut menjadi item penting saat mengenakan kimono atau yukata. Keduanya bentuknya hampir sama. Adapun perbedaannya yang menonjol terletak di bagian bawahnya. Pada sandal geta terdapat dua bagian yang menonjol yang disebut dengan”gigi’. Bagian ini langsung bersentuhan dengan tanah. Namun aja juga yang tidak memiliki gigi tetapi masih disebut pokkuri atau geta tanpa gigi.
Karakteristik geta adalah suara karankoron atau bunyi klik klok pada saat dikenakan Pada era sekarang geta seringkali dipakai ketika seseorang memakai Yukata. Pemakaian geta juga sering dilakukan dalam berbagai festival pada musim panas.
Berdasarkan hasil penelitian situs arkeologi di Jepang, geta dipercaya telah ada sejak abad ke-8 sebelum Masehi (disebut juga zaman Yayoi). Pada masa itu geta dikenal dengan nama Tageda , bentuknya pun cukup berbeda dengan geta yang kita kenal sekarang karena fungsi utamanya yang lebih diperuntukkan sebagai alas kaki para petani saat bekerja di sawah.
Sedangkan zori bagian bawah datar tidak memiliki “gigi”. Namun di bagian atasnya ada pengait untuk tempat jari kaki yang disebut dengan hanao. Nah hanao ini biasanya terbuat dari kain.
Zori adalah alas kaki yang dipakai orang Jepang hingga dikenalnya sepatu pada zaman Meiji.
Pada masa sekarang, orang Jepang hanya memakai zori sewaktu mengenakan kimono. Berbeda dari geta yang bukan alas kaki untuk kesempatan resmi, zori dipakai untuk segala kesempatan, termasuk sewaktu mengenakan kimono formal. Cara memakainya seperti memakai sandal jepit.
Sandal zori biasanya dipakai saat mengenakan kimono pada acara formal. Pada bagian permukaannya biasanya dilapisi kulit, kain atau vinyl. Dulu orang Jepang memakai zori yang terbuat dari anyaman jerami yang disebut waraji yang biasanya dipakai untuk bekerja. Itulah sandal tradisional Jepang yang populer dan terpelihara hingga kini. (Dari berbagai sumber)