Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the jetpack domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/kobacoid/public_html/halojapin.com/wp-includes/functions.php on line 6114
Randoseru Tas Khas Anak Sekolah Jepang - Halo Japin
Berita Jepang dan Indonesia Terkini
Budaya  

Randoseru Tas Khas Anak Sekolah Jepang

Tas randoseru (foto dok. commons.wikimedia.org)

HALO JAPIN. Ada yang khas ketika anak-anak Sekolah Dasar (SD) di Jepang mulai masuk sekolah. Salah satunya adalah tas sekolah yang populer dengan sebutan randoseru. Tas berbentuk persegi ini biasanya terbuat dari kulit atau material sintetis. Namun kini tas rangsel randoseru ada penggunaan bahan daur ulang sebagai bahan dasarnya.


Dilansir dari laman NHK bahwa sebuah perusahaan yang di di Tokyo, Ranaos, membuat randoseru berbahan poliester yang berasal dari pakaian bekas. Beratnya lebih ringan dari randoseru berbahan kulit yaitu 980 gram. Randoseru daur ulang ini sangat digemari.

Ada juga perusahaan bernama Ikeda Chikyu yang juga berbasis di tokyo. Perusahaan ini menggunakan bahan dasar dari botol plastik untuk membuat poliester yang kemudian diproses agar teksturnya menyerupai kulit.

Randoseru adalah sebutan populer sebagai ransel yang umum dipakai anak-anak SD di Jepang mulai dari kelas 1 hingga kelas 6. Tas ini rata-rata berukuran sekitar tinggi 30 cm kali 23 cm lebar 18 cm. Tas jenis ini memiliki kualitas kulit yang lebih lembut atau bahan lainnya. Beratnya sekitar 1,2 kilogram (2,6 pon) jika tidak ada isi di dalamnya.

Konon penggunaan randoseru dimulai pada era Edo dan Meiji. Saat itu Jepang mulai terbuka dengan ide-ide “barat” yang hal itu mempengaruhi juga terhadap model tas. Para prajurit Jepang kemudian mulai menggunakan ransel yang bergaya Belanda ini.

Ada juga yang mengatakan tas ini adalah tas yang dipengaruhi tas yang sering dibawa oleh belanda. Pada tahun 1885, pemerintah Jepang, melalui sekolah dasar Gakushuin, mengusulkan penggunaan ransel sebagai model ideal baru untuk siswa sekolah dasar Jepang.


Tas ala Belanda ini kemudian populer semenjak sekolah Gakushuin yang merupakan sekolah para elit dan bangsawan di Jepang. Namun, ini berubah pada tahun 1887 ketika putra mahkota pada waktu itu diberi tas punggung saat memasuki sekolah dasar di Gakushuin dengan tas mirip tas militer. Inilah yang kemudian menjadi trend, hingga bentuknya terus menjadi randoseru yang digunakan saat ini. ***
.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *