HALO JAPIN. Sebuah festival tradisional diadakan kembali setelah 21 tahun absen. Adalah Festival Perahu Ikan Paus atau Festival Kujirabune di daerah Isozu, Yokkaichi, Prefektur Mie, pada yang digelar kembali hari Sabtu (24/9) waktu setempat.
Dalam festival tersebut ada sebuah perahu paus yang dihiasi dengan ukiran daun emas, pernis merah terang dan barang-barang dekoratif lainnya yang diarak oleh banyak orang. Perahu itu berkeliling kota tersebut dengan mengejar paus papier-mache.
Festival tradisional Kujirabune digelar kembali untuk merevitalisasi kota tersebut karena banyak orang menderita asma yang disebabkan oleh polusi udara di kota. Dalam acara itu penonton yang berada di sepanjang jalan terlihat senang. Antusiasme warga ini menjadikan para peserta festival bersumpah untuk melanjutkan tradisi Kujirabune.
Disebutkan bahwa Festival Kujirabune telah dimulai pada tahun 1920 sebagai ritual kuil untuk berdoa agar mendapatkan tangkapan ikan yang baik. Namun, festival tersebut tidak diadakan sejak 2001 setelah sejumlah gangguan yang disebabkan oleh merosotnya industri perikanan dan polusi yang memburuk.
Acara perahu paus adalah acara simulasi perburuan paus berbasis darat yang langka yang hanya didistribusikan di wilayah Hokusei (bagian utara Prefektur Mie).
Festival Kujirabune ini ditetapkan sebagai Properti Budaya Rakyat Takbenda Penting Jepang pada tahun 1997 oleh UNESCO karena mempertahankan penampilan paling orisinal di antara mereka. Dalam acara tersebut ada empat kelompok perahu paus yang digunakan dalam acara tersebut yaitu Kitajima dengan Shintomaru, kelompok Nakajima dengan Shintokumaru, kelompok Minamijima dengan Kannomaru dan kelompok Furukawacho dengan Gongenmaru. Semua jenis perahu itu sebenarnya digunakan untuk perburuan paus tradisional di jepang
Kendaraan perahu hias ini didesain dengan ukiran yang indah, tirai horizontal yang disulam dengan benang emas, dan kendaraan hias yang terbuat dari benang emas. Kendaraan hias yang indah sangat megah, dengan hiasan bulu dan dayung di haluan, dan penabuh taiko di atap, dan acara berlanjut ke musik lagu dan drum.*