Penyelenggaraan festival tersebut bertepatan dengan peringatan Hari Laut Jepang (Umi No Hi) di Pantai Nishihama, Kota Chigasaki.
halojapin.com. Salah satu festival atau matsuri yang terkenal di Prefektur kanagawa Jepang adalah festival Hamaori. Penyelenggaraan festival tersebut bertepatan dengan peringatan Hari Laut Jepang (Umi No Hi) di Pantai Nishihama, Kota Chigasaki.
Untuk tahun ini Festival Hamaori berlangsung pada Senin (17/7) lalu. Para pengunjung nampak memadati pesisir pantai untuk menyaksikan festival menjadi pertanda datangnya musim panas. Festival itu identik dengan prosesi membopong omikoshi dari lokasi asalnya hingga Pantai Nishihama, sembari meneriakkan “Dokkoi..Dokkoi”.
Ada beberapa keunikan dari festival ini. Salah satunya kuil-kuil tersebut dikumpulkan pada satu tempat di pantai yang tidak ditemukan dalam festival mana pun di Jepang. Selain itu perayaan berlangsung sejak tengah malam hingga subuh karena melibatkan puluhan omikoshi dari berbagai kuil yang tidak hanya dari Chigasaki, tetapi juga di kota tetangga, Samukawa
Sejak 1978, Festival Hamaori menjadi Properti Kebudayaan Rakyat Tak Benda Prefektur Kanagawa dan pada 1982 terpilih menjadi satu dari 50 festival teratas di prefektur itu. Ada 32 omikoshi yang ikut dalam festival Hamaori pada thun ini yaitu Kuil Yasaka, Jukkensaka Dai-Rokuten, Shinmachi Itsukushima.
Omikoshi
Prosesi perayaan Hamaori dimulai sekitar pukul 02.00-03.00 dini hari. Ada tiga omikoshi itu memasuki area pantai untuk disusul omikoshi lainnya dari Nanko, Yamagishima, Tsurumine, dan Nanako. Setelah semua omikoshi berjajar, menyususl kemudian prosesi doa. Setelah itu penyerahan persembahan hasil bumi, berupa beras, sayuran dan minuman yang letaknya berada di bagian depan setiap kuil. Kemudian festival berlanjut dengan prosesi memanggul omikoshi ke bibir pantai. Selanjutnya adalah proses o-dachi yaitu mengembalikan omikoshi ke tempat asalnya.
Perayaan Festival Hamaori mulai pada tahun 1839. Menurut kisah omikoshi (kuil portabel) Samukawa di Kanagawa hilang di Sungai Banyu. Kejadian tersebut kemudian menimbulkan pertentangan antara pemuja Kuil Samukawa dan kuil lain di daerah tersebut.
Namun setelah beberapa hari omikoshi tersebut nelayang Pantai Naggo menemukan kuil portabel tersebut dan mengembalikannya ke Kuil Samukawa. Sejak saat itu perayaan Hamaori berlangsung setiap tahunnya. Inilah alasan mengapa kata “Hamaori” dalam Festival Hamaori memiliki arti “keturunan para dewa di pantai”.