Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the jetpack domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/kobacoid/public_html/halojapin.com/wp-includes/functions.php on line 6114
Arimatsu Narumi Shibori Kain Jepang dengan Teknik Pewarnaan yang Khas - Halo Japin
Berita Jepang dan Indonesia Terkini
Budaya  

Arimatsu Narumi Shibori Kain Jepang dengan Teknik Pewarnaan yang Khas

halojapin.com. Arimatsu Narumi Shibori adalah kain dengan Tie dye atau teknik pewarnaan yang telah berusia 400 tahun. Kain ini menjadi salah satu warisan Jepang yang mendunia. Arimatsu narumi shibori adalah racikan teknik ikat celup tradisional yang telah dihidupkan kembali melalui desain modern.

Arimatsu Narumi Shibori adalah kain tie-dye yang diproduksi di Nagoya, prefektur Aichi. Kain ini juga sering disebut Arimatsu Shibori atau Narumi Shibori. Kerajinan ini dikenal karena bayang kontrasnya yang tercipta saat kain diikat dan tekstur pola yang khas.

Disebutkan saat ini, ada lebih dari seratus jenis metode pewarnaan ikat yang tersedia, termasuk nuishhibori (menjahit dan mengikat sebelum mewarnai), kumo shibori (pola berbentuk jaring laba-laba), sekka shibori (pola bunga), Miura shibori(metode tie-dye ditemukan oleh istri seorang dokter di Oita), dan kanoko shibori (pola belang-belang).

Daerah Arimatsu dan daerah Narumi kini dianggap sebagai kiblat shibori. Menurut sejarahnya kain ini berasal dari awal periode Edo (1603 – 1868). Namun teknik shibori justru dimulai pada periode Nara (710 – 794).

Arimatsu Narumi Shibori pertama kali dibuat ketika orang-orang dari Bungo (saat ini prefektur Oita). Mereka datang untuk membantu membangun kastil Nagoya yang sedang dibangun antara tahun 1610 dan 1614. Setelah melihat shibori kimono yang dikenakan oleh orang Bungo, Shokuro Takeda yang menetap di Arimatsu, membuat handuk menggunakan teknik shibori dengan kapas Mikawa (kapas yang diproduksi di Prefektur Aichi). Nah inilah yang kemudian menandai awal dari Arimatsu Narumi Shibori.

Sejarah Arimatsu, sebuah kota yang dikenal sebagai pusat shibori atau tie-dyeing, dimulai pada tahun 1608, ketika Takeda Shokuro dan perintis shibori lainnya memulai bisnis ini. Itu terjadi beberapa tahun setelah Shogun Tokugawa Ieyasu mengambil tampuk pemerintahan di Edo. Kesuksesan Arimatsu Shibori selama 400 tahun dimulai ketika penguasa Owari memutuskan untuk melindungi industri tersebut sebagai produk khusus wilayah tersebut dan memberikan pujian kepada Takeda Shokuro.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *