HALOJAPIN.COM. Para ilmuwan Jepang membuat terobosan untuk menghentikan kerusakan terhadap artefak kapal Kekaisaran Ottoman yang tenggelam di Semenanjung Kii. Upaya ini mereka lakukan dengan “melapisi gula” pada artefak yang peninggalan era Meiji ini tidak hancur. Setidaknya ada 8.000 artefak yang kemudian mendapat lapisan zat tersebut.
Para peneliti dari Universitas Nara pada 20 Januari bahwa mereka berharap upaya mereka akan menghentikan degradasi lebih lanjut dari “simbol ikatan bilateral antara Jepang dan Turki.” Menurut para peneliti hal terebut penting dilakukan untuk memastikan simbol-simbol tersebut akan diwariskan kepada anak cucu.
Ilmuwan universitas Nara, Setsuo Imazu menerapkan teknik zat sejenis gula atau trehalosa untuk mengawetkan bagian kapal kayu yang menggunakan paku. Sebagai pakar, Imazu memang paham betul melestarikan benda-benda budaya. Apa yang ia lakukan adalah dalam rangka pelestarian arkeologi. “Penelitian bersama ini akan terbukti sangat penting bagi arkeologi bawah air,” kata Tufan. “Saya akan mewariskan pengalaman ini kepada orang-orang muda.”
Bagi Imazu, pengawetan artefak tersebut barang tersebut terbukti sangat menantang. Hal ini mengingat barang tersebut tidak hanya terdiri dari kayu tetapi juga perlengkapan logam saja. Akan tetapi juga ada tali, dan potongan lain yang disatukan dengan berbagai cara. Dari sini Imazu memutuskan untuk menggunakan trehalosa sebagai cara pengawetannya.
Penyelamatan Artefak Bangkai Kapal
Universitas Nara sendiri hanya melestarikan 33 artefak dari bangkai kapal tersebut. Artefak tersebut adalah katrol kayu yang berhasil terselamatkan dan tersimpan penduduk setempat segera setelah bencana terjadi.
Adanya keterkibatan penliti Jepang ini berkat Namun istri Tufan, Berta Lledo lah. sepeninggal suaminya ia adalah yang bertanggung jawab atas konservasi barang-barang bangkai kapal peninggalan Ertugrul ini. Oleh karena itu ia menghubungi Setsuo Imazu, untuk meminta nasihat. Artefak tersebut rencananya akan dipamerka pada Pusat Penelitian Ertugrul di Kushimoto serta Universitas Nara.
Seperti informasi arkeolog kelautan Turki Tufan Turanli telah mengumpulkan sekitar 8.000 benda dari peninggalan Ertugrul. Ia mulai menjelajahi dasar laut untuk mencari bangkai kapal tersebut pada tahun 2007.
Dalam sejarahnya kapal fregat Kekaisaran Ottoman yang tenggelam di Semenanjung Kii Jepang jala menghadapi topan dalam perjalanan kembali ke Kobe dari Yokosuka modern, Prefektur Kanagawa. Kapal menabrak terumbu karang di lepas Tanjung Kashinozaki di pulau Kii-Oshima. Lokasi ini sekarang menjadi kota Kushimoto di Prefektur Wakayama.
Mesin kapal meledak dan kapal tenggelam, menewaskan lebih dari 500 awak kapal. Enam puluh sembilan orang berhasil selamat. Penduduk setempat banyak membantu proses evakuasi meskipun hujan deras dan angin menderu. Peristiwa tersebut mempererat persahabatan antara Jepang dan Turki. Ertugrul sendiri tiba di Jepang pada tahun 1890. Ia terkenal sebagai utusan kaisar Ottoman pertama yang tiba di Jepang.