halojapin.com. Rendahnya angka kelahiran menjadikan pemerintah Jepang berbagai macam program. Salah satunya adalah dengan memutuskan untuk meluncurkan sebuah proyek yang memberikan bantuan kepada keluarga dengan anak-anak antara usia 0 dan 2.
Program bantuan itu dapat digunakan untuk pembiayaan penitipan anak dan layanan dukungan lainnya. Selain itu nantinya program ini akan dikelola oleh pemerintah daerah.
Seperti diketahui bahwa tingkat kelahiran Jepang telah menurun dengan cepat. Dalam beberapa tahun terakhir angka kelahiran yang terus menurun ini ternyata lebih cepat dari yang diperkirakan selama ini. Adanya pandemi virus corona yang berkepanjangan dan ketidakpastian tentang masa depan telah menyebabkan keluarga di Jepang menahan diri untuk mempunyai anak.
Oleh karena itu, ada seruan yang berkembang di dalam Partai Demokrat Liberal yang berkuasa dan mitra koalisinya Komeito untuk melakukan dukungan nyata. Dilansir dari laman manaichi.jp jumlah anggaran tambahan kedua untuk tahun fiskal 2022 yang akan diajukan lagi. Pemerintah juga berencana untuk menjadikan ini sebagai proyek berkelanjutan pada tahun fiskal 2023 dan seterusnya.
Beberapa pemerintah kota telah secara mandiri melaksanakan program untuk menyediakan produk dan layanan penitipan anak kepada keluarga dengan anak yang baru lahir. Pemerintah juga berharap untuk memperluas program tersebut secara nasional. Selain keluarga dengan anak antara usia 0 dan 2 tahun, telah diusulkan untuk memasukkan program ini pada keluarga yang ada wanita hamil.
Dikutip dari Reuters data kementerian kesehatan menyebutkan tahun lalu dilaporkan kelahiran mencapai angka 811.604 orang. Sementara itu kematian naik menjadi 1.439.809 orang. Hal ini menyebabkan penurunan keseluruhan pada populasi sebanyak 628.205 orang. Pada tahun 2020, jumlah kelahiran bayi turun menjadi 840.832 orang. Angka tersebut turun dari tahun 2019 sebanyak 2,8%. Sementara jumlah pernikahan terdaftar di Jepang turun 12,3% tahun 2020 lalu menjadi 525.490. Angka tersebut juga menjadi yang terendah. ***