HALO JAPIN. Permintaan cacahan tulang kerbau atau sapi di Jepang sangat tinggi. Hal ini menjadi peluang besar bagi Indonesia. Tulang kedua hewan ini mempunyai nilai jual yang tinggi di negeri Sakura itu.
Hal ini dikatakan Koordinator Informasi dan Sarana Teknis Karantina Hewan pada Balai Besar Karantina Tanjung Priok Kementerian Pertanian RI, Ai Srimulyati usai memaparkan materi dalam bimbingan teknis bertemakan “Penguatan Akselerasi Ekspor Dalam Mendukung Gratiek” di Garut, Jawa Barat, Sabtu (17/9/2022).
“Tulang sapi, kerbau yang selama ini dianggap limbah, ada di tempat sampah, ternyata bisa naik kelas, ada nilai jual tinggi,” kata Ai. Ia kemudian menjelaskan limbah tulang itu oleh eksportir diolah terlebih dahulu yang nantinya dijual ke Jepang untuk kebutuhan penyaringan air biopori dan pupuk tanaman organik.
Lebih lanjut Ai mengungkapkan peluang besar ekspor tulang tersebut diketahui dari eskportir olahan tulang yang ada di Bekasi, jumlah permintaannya tinggi, bahkan berapa pun banyaknya akan dibeli. Limbah tulang itu oleh eksportir di Bekasi diolah terlebih dahulu yang nantinya dijual ke Jepang untuk kebutuhan penyaringan air biopori dan pupuk tanaman organik. “Tulang itu dikeringkan, kemudian diolah menjadi penyaringan air untuk biopori, kalau bentuknya tepung itu jadi pupuk,” katanya.
Ia menyampaikan selama ini eksportir tersebut mengumpulkan tulang dari berbagai daerah di Indonesia, lalu dikumpulkan di Bekasi sebelum diolah dan diekspor. Oleh karena itu pemerintah daerah bisa memanfaatkan peluang ekspor tulang itu, terlebih daerah banyak pedagang bakso yang tulangnya dibuang, padahal itu bisa diolah dan dijual. “Kalau mau kumpulkan tulang, kemudian dijemur, sudah kering kirim ke Bekasi, eksportir,” katanya.
Menurutnya permintaan cacahan tulang sapi atau kerbau belum terpenuhi. Tulang sapi dan kerbau yang selama ini dianggap limbah ternyata memiliki nilai ekonomi untuk eskpor ke Jepang. ( sumber antaranews.com)