Pada acara tabligh akbar yang bertajuk Membangun Intelektualitas dengan Nilai Islam dan Keadaban penceramah mengajak diaspora Indonesia membantu mengetaskan kemiskinan.
halojapin.com. Paska pandemi COVID 19 Keluarga Masyarakat Muslim Indonesia (KMII) Jepang kembali menggelar tablig akbar Ramadhan. Dalam acara tersebut mendatangkan Ustaz Sukidi Mulyadi dengan mengusung “Membangun Intelektualitas dengan nilai Islam dan Keadaban.” Menurut Ketua KMII Jepang Prof Muhammad Aziz acara tablig akbar ini menjadi salah satu dari dua event terbesar organisasi yang dipimpinnya.
Dalam acara yang berlangsung di Balai Indonesia, Tokyo, Minggu (9/4) ustadz Sukidi mengajak para jamaah yang hadir untuk menjadi insan muslim yang maju. Menurut mubaligh yang sedang menempuh studi S2 dan S3 di Universitas Harvard Amerika Serikat ada tiga catatan untuk mencapai tujuan tersebut yaitu, menumbuhkan kecintaan kepada ilmu pengetahuan, menumbuhkan semangat berbelas kasih kepada sesama dan meningkatkan kecintaan kepada Tanah Air.
“Negara-negara maju itu punya rasa hormat kepada pemikiran ilmiah. Kecintaan dan respek pada sains harus menjadi identitas seorang Muslim,” ungkap Sukidi.
Selain itu bagi Sukidi, segala sesuatu itu bisa dijelaskan dengan metode-metode ilmiah. Dari sinilah perlu diciptakan kurikulum yang berbasis pada sains serta seni guna memfasilitasi siswa-siswi untuk berpikir, berimajinasi dan berakal budi.
Sementara untuk menumbuhkan rasa berbelas kasih, Sukidi menekankan bahwa bukan pentingnya rasa belas kasih kepada sesama umat manusia. “Kebhinekaan adalah rahmat Tuhan. Tuhan menciptakan perbedaan dengan hikmah agar mengenal satu sama lain. Tumbuhkan kesadaran ini dalam menyikapi perbedaan. Islam justru menumbuhkan welas asih. Apabila ada Islam yang menumbuhkan kebencian, itu pemahaman yang salah,” imbuh Sukidi.
Khusus untuk diaspora Indonesia di Jepang, Sukidi berpesan agar yang berkecukupan untuk memiliki keterpanggilan hati terhadap Tanah Air dengan membantu sesama saudara-saudara yang masih berada di bawah garis kemiskinan. “Tumbuhkan nasionalisme karena itu adalah akar bagian dari asal-muasal kita yang harus kita ingat, cintai dan perhatikan,” ujarnya penuh semangat.