halojapin.com. Satelit nano Satelit Surya-1 (SS-1) buatan ilmuwan Indonesia telah berhasil dilepaskan ke angkasa dari International Space Station (ISS) pada Jumat, 6 Januari 2023. Satelit seberat 1,3 kilogram dibawa dari NASA Kennedy Space Center, Florida, Amerika Serikat dan tiba ke ISS pada hari Minggu, 27 November 2022 lalu dengan menumpang kargo Dragon milik SpaceX dalam misi Commercial Resupply Service yang ke-26 (CRS-26).
Dubes RI untuk Jepang Heri Akhmadi menyaksikan pelepasan secara langsung itu mengapresiasi kerja sama yang terjalin erat antara Universitas Surya, Badan Riset Nasional (BRIN) dengan JAXA dan The United Nations Office for Outer Space Affairs (UNOOSA) hingga pelepasan satelit SS-1 ini berjalan lancar.
“Besar harapan saya, ke depannya kerja sama riset dan teknologi Indonesia dengan Jepang akan terus menghasilkan inovasi gemilang bagi kedua negara. Satelit Surya-1 ini salah satu bentuk kolaborasi yang harus lebih banyak lagi didorong untuk mencetak lebih banyak ilmuwan-ilmuwan muda, khususnya di bidang eksplorasi luar angkasa,” ujarnya.
Sementara itu Presiden JAXA Yamakawa Hiroshi dalam pesan video mengucapkan selamat kepada Tim Surya Satellite-1 dalam pelepasan Surya Satellite (SS-1). “Selamat atas pelepasan satelit ini. Saya berharap satelit ini sukses menyelesaikan misinya. Kami memberikan dukungan penuh kepada masyarakat Indonesia untuk meningkatkan kerja sama,” ujar Yamakawa Hiroshi.
Ia menambahkan bahwa peluncuran satelit buatan ilmuwan Indonesia ini akan semakin menarik keterlibatan generasi muda Indonesia dalam membuat inovasi baru. Selain itu duta besar Jepang untuk Indonesia Kenji Kanasugi dalam pesan videonya berharap, dalam peringatan 65 tahun hubungan Indonesia Jepang terdapat peningkatan kerja sama pengembangan riset kedua negara. Hal yang sama juga dikatakan astronot JAXA Wakata Koichi dalam kesempatan yang sama melalui saluran telepon mengaku bangga dan merasa terhormat menyaksikan langsung pelepasan SS-1 dari International Space Station (ISS).
Peluncuran SS-1 menuju ISS tersebut menggunakan roket SpaceX CRS-2 dari Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) Kennedy Space Center, Florida. Satelit SS-1 akan beroperasi di ketinggian rendah, yakni 400-420 kilometer di atas permukaan Bumi, dengan sudut inklinasi 51,7 derajat. Satelit ini akan melewati Indonesia selama 1,5 jam hingga dua jam sekali.
Proyek SS-1 pertama kali diinisiasi oleh ilmuwan muda Indonesia dari Surya University bekerja sama dengan Organisasi Radio Amatir Indonesia (Orari) sejak 2016. Pada 2017, SS-1 memulai pengerjaan dan pelatihan pembuatan satelit nano dengan supervisi dari para periset di Pusat Teknologi Satelit yang saat itu masih di bawah naungan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) atau sebelum melebur ke dalam BRIN.
Dalam acara tersebut Dubes Heri didampingi Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI Tokyo Meinarti Fauzie, Diplomat Muda Mukti R. Setianto dan Jurman Saputra Nazar. Mewakili Universitas Surya, turut hadir dalam pelepasan satelit Dr. Luluk Sumiarso.