Musisi Ryuichi Sakamoto disebut oleh Suga BTS sebagai Seongsaengnim yang bisa dimaknai sebagai guru atau seseorang yang dihormati karena kemampuan dan ilmunya.
halojapin.com. Maestro musik Jepang, Ryuichi Sakamoto meninggal dunia pada Selasa (28/3) lalu setelah. Musisi berusia 71 tahun ini dikenal dengan karya-karya yang diakui dunia. Penyebab meninggalnya belum diketahui, namun Sakamoto pernah mengungkapkan dirinya mengidap kanker stadium IV pada Juni 2022 lalu.
Dalam pengumumannya, perusahaan rekaman Avex yang menaungi Sakamoto menyebut bahwa pemakaman jenazah sudah dilakukan dengan hanya dihadiri kerabat dekat. Kabar meninggalnya musisi legendaris Ryuichi Sakamoto mengundang ucapan belasungkawa dari berbagai musisi. Salah satunya sampai Suga BTS. Idola K-Pop ini mengungkap pernyataan bela sungkawa dalam sebuah unggahan Instagram Stories, Senin (3/4/2023). “Seongsaengnim, kuharap perjalananmu yang jauh ini begitu damai. R.I.P Sakamoto Ryuichi,” tulis Suga BTS. Sebutan “seongsaengnim” yang merujuk pada guru atau seseorang yang dihormati karena kemampuan dan ilmunya.
Musisi kelahiran 17 Januari 1952 adalah sosok multi talent dalam dunia musik. Ia dikenal komposer, penyanyi, penulis lagu, produser rekaman, aktivis, dan aktor asal Jepang. Ayahnya adalah editor Jepang Kazuki Sakamoto. Pada tahun 1978, Sakamoto bersama dua rekannya, Yukihiro Takahashi dan Haruomi Hosono, membentuk grup musik Yellow Magic Orchestra (YMO). Ketiganya memelopori perkembangan musik elektronik, hip hop, dan tekno sejak saat itu
Musisi kelahiran 17 Januari 1952 adalah sosok multi talent dalam dunia musik. Ia dikenal komposer, penyanyi, penulis lagu, produser rekaman, aktivis, dan aktor asal Jepang.
Sakamoto ini banyak menggubah musik untuk lebih dari 30 film. Selain “Merry Christmas, Mr. Lawrence” dan “The Last Emperor”, ada pula film-film besar seperti “The Sheltering Sky” (1990), “High Heels” (1991), “The Little Buddha” (1993), dan lainnya.
Sakamoto dikenal membintangi film perang “Merry Christmas, Mr. Lawrence” (1983) sekaligus sebagai komposer di film tersebut. Dia kemudian menggubah musik untuk film “The Last Emperor” (1987) karya sutradara Bernardo Bertolucci yang membuatnya memenangkan penghargaan Oscar dan Grammy
Dia mulai menghabiskan sebagian besar waktunya di New York, AS, pada awal 1990-an. Maestro legendaris itu mengumumkan diagnosis kanker tenggorokan yang dideritanya pada 2014 dan diagnosis kanker rektal pada 2021. Kanker menyebar hingga ke paru-parunya, mengharuskan dia untuk menjalani operasi pada Oktober dan Desember 2021.
Pada Maret tahun lalu, di tengah perjuangan melawan kanker, Sakamoto ikut serta dalam konser orkestra di Tokyo, Jepang. Dalam konser itu, simfoni baru yang dia buat berjudul “Ima Jikan ga Katamui te” ditampilkan.