Sistem baru yang dikembangkan akan bertujuan untuk “memberi rasa aman” dan “mengembangkan” sumber daya manusia.
halojapin.com. Rancangan laporan sementara pada hari Senin mengungkapkan bahwa panel di pemerintah Jepang sedang mempertimbangkan proposal untuk menghentikan program pemagangan.
Program yang dianggap sebagian orang Jepang sebagai kontroversi ini akan diganti dengan sebuah sistem baru akan dibentuk. Tujuannya adalah untuk memerangi pelanggaran hak asasi manusia dalam program tenaga kerja asing.
Sesuai rencana yang diusulkan, sistem baru bertujuan untuk “memberi rasa aman” dan “mengembangkan” sumber daya manusia. Inilah yang kemudian membedakan dengan program yang ada pada saat ini. Meskipun skema yang ada akan tetap digunakan untuk memperoleh pekerja di tengah turunnya sumberdaya manusia di Jepang.
Diharapkan adanya sistem baru, para pekerja asing akan melihat perubahan yang signifikan dalam sistem baru tersebut. Oleh karena pemerintah berencana untuk mengandalkan panel yang terdiri dari 15 akademisi berpengetahuan dan pemimpin pemerintah daerah untuk mengarahkan kebijakan tersebut.
Komite akan menyusun laporan sementara pada akhir April, dan laporan lengkapnya diharapkan pada musim gugur 2023. Langkah ini mungkin menandai perubahan signifikan dalam kebijakan terhadap para pekerja imigran.
Rancangan panel juga mengusulkan penghentian bertahap dari program pemagangan yang ada pada saat ini. Panel pemerintah juga menyatakan bahwa merekrut peserta pelatihan atau pemagangan sebagai buruh adalah kontradiktif. Karena program diklaim semata semata-mata untuk pengembangan sumber daya manusia.
Dilansir dari laman mainichi.jp Ketua panel, Akihiko Tanaka, yang mengepalai Japan International Cooperation Agency, menekankan perlunya melestarikan aspek-aspek berharga dari program sambil menciptakan sistem baru. Berbicara kepada sekelompok wartawan, dia menekankan pentingnya tenaga kerja magang asing dan banyak bisnis sangat bergantung padanya dan membuang program sepenuhnya tidak akan menjadi solusi yang layak.
Diperkirakan sekitar 325.000 peserta pelatihan teknis atau pemagangan telah mendaftar untuk program di Jepang dengan tujuan berbagi pengetahuan dan keterampilan mereka. Program ini untuk awalnya bertujuan membantu negara-negara berkembang menjelang akhir tahun 2022.