Wamenaker dan Dubes RI untuk Jepang sepakat untuk memperluas kesempatan kerja dengan memudahkan pekerja migran Indonesia agar dapat mengikuti program Specified Skilled Workers (SSW).
HALOJAPIN.COM. Adanya peningkatan anak muda untuk kerja di Jepang menjadi perhatian antara Duta Besar Indonesia untuk Jepang dan Wakil Menteri tenaga Kerja (wamenaker). Untuk itu keduanya sepakat untuk memperluas kesempatan kerja dengan memudahkan pekerja migran Indonesia agar dapat mengikuti program Specified Skilled Workers (SSW).
Hal tersebut dikatakan oleh Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Afriansyah Noor. Menurutnya Kemnaker memastikan adanya upaya mengembangkan kerja sama untuk memudahkan pekerja migran Indonesia agar dapat mengikuti program Specified Skilled Workers (SSW). “Kemnaker terus berperan meningkatkan kompetensi SDM melalui pemagangan luar negeri, serta perluasan kesempatan kerja di luar negeri,” kata Wamenaker Afriansyah dalam keterangannya Senin (4/2).
Dalam pertemuannya dengan Duta Besar Heri Akhmadi, menyebut terkait partisipasi Indonesia dalam program SSW. Pihaknya teltelah memiliki Memorandum of Cooperation (MoC) dengan pemerintah Prefektur Miyagi. Isi dari MOU tersebut adalah tentang Percepatan Penempatan dan Penerimaan Pemagangan Teknis Indonesia, Specified Skilled Workers dan Teknisi ke Jepang.
Perluasan Kesempatan Kerja
Selain MoC dengan Prefektur Miyagi, Kemnaker juga telah menandatangani MoC dengan Japan International Cooperation Agency (JICA). Kerjasama dengan JICA ini bertujuan untuk mengembangkan SDM agar dapat berkontribusi terhadap pembangunan sosial dan ekonomi di kedua negara. Termasuk solusi untuk meningkatkan jumlah peserta program SSW dari Indonesia. “Saya ingin melalui MoC ini hubungan diplomasi semakin memperkuar hubungan di bidang ketenagakerjaan antara Indonesia dan Jepa ,” ujar Wamenaker Afriansyah.
Dalam kesempatan tersebut Wamenaker mengatakan jumlah peserta program pemagangan dari Indonesia ke Jepang senantiasa menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2022 telah Indonesia telah memberangkatkan sebanyak 8.736 peserta pemagangan ke Jepang. Kemudian pada tahun 2023, peserta yang mengikuti program pemagangan bertambah menjadi 13.396 orang. “Peningkatan jumlah peserta pemagangan menunjukkan besarnya antusias anak muda Indonesia untuk meningkatkan kompetensinya melalui pemagangan,” tutur Afriansyah.
Menurut data WNI yang bekerja di Jepang naik sebesar 56% dari tahun sebelumnya. Angkanya pekerja Indonesia di Jepang tercatat 121.507 orang. Selain Indonesia, Myanmar juga naik pesat 49,9% dibandingkan tahun sebelumnya. Sebanyak 71.188 orang Myanmar bekerja di Jepang hingga Oktober 2023. Total pekerja asing yang ada di Jepang sejumlah 2.048.675 orang.
Meski lonjakan dari Indonesia dan Myanmar terbilang signifikan, tetapi warga Vietnam paling banyak bekerja di Jepang. Myanmar menyumbang 518.364 pekerja atau 25,3% dari total pekerja asing di Jepang. Vietnam sudah 4 tahun berturut-turut merajai ekspor tenaga kerja di Jepang. Selanjutnya, diikuti negara tetangga lain yakni China dengan 397.918 orang dan Filipina sejumlah 226.848 orang.