Selain itu pemerintah juga memutuskan pada pertemuan tingkat menteri mengenai promosi pariwisata untuk melonggarkan peraturan seputar pengenalan layanan bus ekspres
halojapin.com. Melonjaknya wisatawan yang berkunjung ke Jepang ternyata menimbulkan kekhawatiran. Pemerintah Jepang pada Rabu (18/10) menyebut akan mengizinkan operator menaikkan tarif kereta api selama musim liburan dan akhir pekan. Hal ini sebagai tindakan pengendalian massa di tengah kekhawatiran mengenai mereka katakan sebagai “kedatangan turis yang membludak.”
Selain itu pemerintah juga memutuskan pada pertemuan tingkat menteri mengenai promosi pariwisata untuk melonggarkan peraturan seputar pengenalan layanan bus ekspres. Kebijakan ini untuk dapat menghubungkan stasiun kereta api dan tempat-tempat wisata secara langsung dan mengurangi kemacetan lalu lintas. Selain itu tujuan adanya paket baru ini adalah untuk mengatasi kelemahan dalam industri pariwisata jepang seperti lalu lintas, polusi dan membuang sampah sembarangan.
Dalam hal menaikkan tarif kereta api ini pemerintah Jepang berupaya untuk memanfaatkan sistem yang sudah ada. Sistem tersebut memungkinkan operator kereta api menaikkan tarif secara cepat dengan melakukan tinjauan yang disederhanakan. Namun kenaikan harga tersebut tidak bertujuan untuk meningkatkan pendapatan.
Pemerintah juga berencana untuk mengizinkan penggunaan sistem lain. Operator kereta api di wilayah regional yang kesulitan dapat menaikkan tarif di atas batas yang berlaku dapat mengajukan permintaan kepada pemerintah. Syaratnya mereka mendapat izin dari otoritas setempat.
Kenaikan Tarif
Sedangkan untuk memfasilitasi pembukaan layanan bus ekspres untuk mengangkut wisatawan ke tempat-tempat wisata populer pemerintah juga akan melonggarkan aturan. Pemerintah Jepang mengizinkan operator menetapkan biaya hanya dengan mengisi aplikasi, padahal sebelumnya mereka harus mendapatkan izin.
Namun apakah langkah-langkah baru ini akan menerpakannya secara luas masih belum pasti. Hal ini karena pemerintah menyerahkan kebijakan tersebut kepada perusahaan-perusahaan yang melakukan bisnis di tempat-tempat wisata. Perusahaan juga perlu mencapai konsensus dengan pemerintah daerah sebelum memperkenalkan rencana apa pun yang dapat menambah beban masyarakat setempat.
Melanisr dari laman japan today.com menyebutkan jumlah pengunjung asing ke negara tersebut mencapai 2,18 juta pada bulan September. Angka ini mewakili 96,1 persen dari angka pada bulan yang sama pada tahun 2019 sebelum merebaknya pandemi ini. Perdana Menteri Fumio Kishida berjanji untuk mengatasi masalah tersebut. dampak dari “overtourism“ini.