HALO JAPIN. Pemerintah Jepang saat ini sedang mempertimbangkan pelonggaran pembatasan secara lebih luas. Hal ini dikatakan oleh Perdana Menteri Jepang yang mengatakan bahwa negaranya saat ini sedang berisiap keluar dari gelombang keenam COVID 19.
“Kami berharap untuk secara bertahap meningkatkan perjalanan internasional sambil mempertimbangkan situasi infeksi di dalam dan luar negeri, serta permintaan orang Jepang yang kembali,” kata perdana Menyeri Jepang, Kishida saat sesi Komite Anggaran Dewan Penasihat.
Sebelumnya pemerintah Jepang telah memutuskan untuk melonggarkan perbatasan mulai Maret mendatang. Keputusan ini sebagai jawaban atas beberapa kritikan yang dilontarkan kalangan bisnis dan akademisi baik dari dalam dan luar negeri.
Adapun langkah-langkah yang diambil dalam melonggarkan aturan pembatasan adalah peningkatan jumlah pendatang ke negara itu. Jika semula berjumlah 3.500 orang menjadi 5000 orang. Selain itu juga adanya pengurangan masa isolasi yang hanya berjalan tiga hari saja.
Selain itu untuk para wisatawan masa isolasi hanya tiga untuk wisatawan yang telah dites negatif pada fasilitas yang ditunjuk saat kedatangan mereka di Jepang dari negara-negara seperti Australia, Spanyol, Thailand, Filipina, dan Amerika Serikat.
Sementara masa karantina akan dipotong dari enam hari saat ini menjadi tiga hari untuk pelancong dari Inggris, Mesir, Prancis, Jerman, Italia, Swedia, Denmark, Nepal, Norwegia, Pakistan, dan Uzbekistan, menurut pemerintah Jepang. Mereka perlu dites negatif pada hari ketiga karantina mereka.
Setelah perubahan pada 1 Maret, jumlah total negara dan wilayah yang masuk aturan karantina tiga hari Jepang akan menjadi 37.
Saat ini tercatat jumlah harian nasional pada Kamis infeksi virus corona berjumlah 61.260. Tokyo melaporkan 10.169 kasus baru, turun sekitar 7.600 dari seminggu sebelumnya. Rata-rata infeksi harian selama tujuh hari di ibu kota mencapai 12.509,1, turun 16,2 persen dari minggu sebelumnya. Kementerian kesehatan Jepang mengatakan jumlah pasien dengan gejala parah turun 15 dari hari sebelumnya menjadi 1.474, kata kementerian kesehatan. ***
Respon (1)