Kerja sama dengan nama “3+2” tersebut dirancang agar lulusan IPB University dapat langsung bisa memasuki pasar kerja di Jepang.
halojapin.com. IPB University memfasilitasi lulusannya untuk dapat bekerja di Jepang. Hal tersebut tertuang setelah ada kesepakatan kerja sama program dengan Chuo Joho Institute Technology (CJI). Kerja sama dengan nama “3+2” tersebut dalam rancangannya menyebut lulusan IPB University dapat langsung bisa memasuki pasar kerja di Jepang.
Menurut Rektor IPB University, Arif Satria kerja sama dengan CJI merupakan hal yang strategis. Kerja sama ini juga bagian upaya IPB University untuk mengukuhkan komitmen dalam membangun ekosistem pendidikan, program penelitian. Selain itu juga dalam pengabdian masyarakat yang mampu meningkatkan resiliensi, perubahan cara berpikir, mendisain masa depan dan mencapai keberlanjutan.
“Kami meyakini kerja sama ini akan ikut menyumbangkan dukungan pada keberlanjutan lingkungan dan masyarakat melalui teknologi informasi. Selain itu pengembangan pertanian sehingga memiliki dampak terhadap masyarakat global,” ujar Arif di Tokyo (14/12). Sementara itu Presiden CJI, Hiroshi Okamoto mengatakan kerja sama dengan IPB University merupakan kehormatan. Hal tersebut, lanjut Okamoto sejalan dengan visi CJI, yakni “Menciptakan Masa Depan”.
Kerja sama itu memungkinkan CJI menyediakan pendidikan bahasa Jepang dan vokasi bagi warga Indonesia asal IPB University dan akan membantu cita-cita global mereka. Okamoto meyakini kesepakatan itu akan menguatkan kerja sama pendidikan dan persahabatan antara Jepang dan Indonesia.
Apresiasi Untuk IPB Univerity
Dalam kesempatan yang sama Duta Besar RI untuk Jepang Heri Akhmadi mengapresiasi kerja sama ini. “Saya yakin kerja sama pendidikan vokasi ini dapat menghasilkan kualitas sumber daya manusia terbaik bagi Indonesia dan Jepang. Namun, kuantitas juga harus ada targetnya agar kebutuhan tenaga kerja kedua negara terpenuhi,” katanya.
CJI merupakan lembaga pendidikan yang jumlah mahasiswanya lebih dari 1.000 mahasiswa dengan berbagai jurusan antara lain TI, AI, bisnis, dan bahasa Jepang. Selain itu CJI juga mampu menyerap alumninya dalam berbagai industri yang mencapai dari 95 persen. Sekolah Vokasi IPB menyebut CJI memulai inisiatif tersebut yang bermula dari diskusi sejak Agustus 2023. Program itu mendukung J-Mirai Project. Project itu adalah inisiasi pemerintah Jepang dengan bertujuan membuka peluang bagi orang asing untuk belajar dan bekerja di Jepang. Sedangkan dosen Indonesia yang mengajar di CJI Dewi Ariantini Yudhasari mengatakan pemerintah Jepang mendukung skema kerjsama itu. Bahkan mereka telah menyediakan hibah untuk memastikan kelancaran program.
Pada 2024, program itu akan memasuki fase implementasi dengan menerima enam mahasiswa dari Sekolah Vokasi IPB University. Mereka akan diarahkan untuk bekerja pada sektor seperti Perhotelan dan Sumber Daya Manusia. Para mahasiswa itu berasal dari program studi Ekowisata, Pertanian, dan Akuntansi.
Rencana implementasi program mencakup pembelajaran bahasa Jepang, pengurusan dokumen keberangkatan. Kemudian ada juga persiapan ujian kemampuan bahasa, pembiayaan pendidikan, dan persiapan asrama di Jepang. Pada program tersebut ada juga konsultasi dan pembinaan berkala, serta penempatan di perusahaan mitra CJI.