HALO JAPIN. Produk dari berbagai daerah di Indonesia dipromosikan oleh Konsulat Jenderal RI (KJRI) di Osaka, Jepang dalam yang bertajuk Indonesia Bazaar. Acara yang diadakan 30 Juni- 24 Juli 2022 menargetkan warga Jepang yang berusia 20-65 tahun berlangsung di Loft Umeda.
Menurut Konsul Ekonomi I KJRI Osaka Dody Sembodo, produk-produk yang dipamerkan telah melalui seleksi terkait dengan target minat calon pembeli. Dalam kurasi melibatkan penyelenggara dan gedung di mana pameran tersebut diadakan.
Dody menambahkan bagwa ada 24 perusahaan Indonesia ikut serta dalam Indonesia Bazaar. Produk-produk yang dipamerkan mencakup barang kerajinan seperti tas rotan, pouch lukis, kemeja batik, aksesoris, syal, topi, dan sebagainya. Selain itu juga ada produk makanan dan minuman pun tak ketinggalan, yakni bumbu-bumbu khas Indonesia, mie instan, tempe dan keripik.
Para peserta pameran berasal dari Jakarta, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, Kalimantan hingga Nusa Tenggara Barat. “Selain itu juga terdapat perusahaan-perusahaan Jepang yang menggunakan bahan bakunya dari Indonesia,” kata Dody.
Dody menjelaskan bahwa tantangan yang dihadapi dalam menyasar target anak muda Jepang adalah jatuhnya nilai tukar yen terhadap dolar AS. Hal inilah yang membuat calon pembeli lebih selektif. “Boleh dikatakan nilai yen sedang jatuh, jadi konsumen lebih selektif kalau untuk barang-barang yang high quality, yang benar-benar bagus. Jadi, untuk yang mahal, seperti batik kita targetkan ke orang-orang tua, pasarnya di 60 tahun ke atas kenapa, karena mereka yang punya uang dan tabungan,” katanya.
Lebih lanjut Dody mengatakan bahwa anak-anak muda Jepang lebih memilih produk-produk bermerek buatan luar negeri yang sudah populer apabila harganya terlalu mahal. Jadi, ujar Dody, Indonesia Bazaar harus membanderol produk dengan harga yang disesuaikan dengan selera mereka.
Acara Indonesia Bazaar terselenggara atas kerja sama KJRI Osaka dengan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Osaka dan Bank Indonesia Tokyo. “Pada dasarnya, kegiatan ini mengusung konsep B-to-C, business to consumer, secara riil dalam rangka promosi produk Indonesia di sektor makanan dan minuman serta produk kreatif,” ujar Dody.***