etidaknya sudah ada 3 kesepakatan dalam membahas masterplan pengembangan transportasi massal Jabodetabek Urban Transportation Policy Integration Phase 3 (JUTPI-3)
HALOJAPIN.COM. Dalam rangka mengembangkan dengan pengembangan kawasan berorientasi transit atau Transit Oriented Development (TOD) Jabodetabek, Indonesia menggandeng Jepang untuk menggarap konsepnya. Setidaknya sudah ada 3 kesepakatan dalam membahas masterplan pengembangan transportasi massal Jabodetabek Urban Transportation Policy Integration Phase 3 (JUTPI-3)
Hal tersebut terungkap dalam pertemuan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Japan International Cooperation Agency (JICA). Dalam rapat tersebut membahas masterplan pengembangan transportasi massal Jabodetabek Urban Transportation Policy Integration Phase 3 (JUTPI-3). tergabung dalam Joint Coordinating Committee (JCC) JUTPI-3 menyepakati 3 hal terkait arah pengembangan transportasi massal di sekitar Ibu Kota.
“Pertemuan JCC JUTPI-3 menghasilkan kesepakatan atas capaian dari ketiga Output JUTPI-3 yang berfokus pada peningkatan kapasitas para pemangku kepentingan yang terkait dengan pengembangan kawasan berorientasi transit atau Transit Oriented Development (TOD),” kata Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Wahyu Utomo dalam keterangan tertulisnya Selasa (13/2).
TOD Jabodetabek
Menurut Wahyu rapat tersebut berhasil mencapai 3 keputusan bersama. Pertama adalah untuk Output 1 adalah perumusan kebijakan pengembangan perkotaan Jabodetabek yang mendorong kawasan TOD. Rumusan tersebut penting untuk menyusun dasar pemodelan travel demand forecast dan perumusan strategi untuk mendorong TOD di Jabodetabek. Hasil perumusan tersebut antara lain mengintensifkan jaringan kereta api di pusat-pusat Jabodetabek, mengembangkan feeder, dan penguatan kelembagaan pengelolaan transportasi Jabodetabek.
Kedua, lanjut Wahyu, adalah penguatan mekanisme koordinasi pengembangan perkotaan Jabodetabek berbasis transportasi umum untuk mendorong TOD. Pada tahap ini akan ada beberapa isu utama dalam koordinasi TOD, seperti penetapan case study untuk penguatan mekanisme koordinasi TOD, serta pelaksanaan 1st Training in Japan dengan fokus materi penyelenggaraan TOD di Jepang dari perspektif sistematis dan perencanaan.
Kemudian ketiga 3 adalah perumusan rencana TOD pada lokasi-lokasi pilot berupa perumusan fokus area dan pokok penting perencanaan setiap lokasi pilot. “Hasil rekomendasi JUTPI-3 ini dapat segera terlaksana. Harapannya dengan adanya pembangunan TOD dapat menjadi sebuah etalase kota yang dapat memberikan dampak kepada ekonomi regional. Selain itu dapat menjadi contoh untuk wilayah kota lainnya di luar Jabodetabek,” jelas Wahyu.
Program JUTPI-3 sendiri merupakan upaya pemerintah dalam mengembangkan Kawasan TOD Jabodetabek yang bekerja sama dengan JICA. Record of Discussion program ini telah ditandatangani sejak 26 Januari 2022. Selain menyepakati ketiga hal tadi, kedua pihak juga membahas beberapa isu mengenai percepatan realisasi TOD. Salah satunya adalah keterbatasan akses pembiayaan yang terjangkau untuk pengembangan kawasan TOD. Kemudian juga isu pengelolaan aset dan lahan dalam kawasan TOD, serta teknis pengembangan area TOD.