HALO JAPIN. Kepala Federasi Bisnis Jepang mengatakan bahwa kontrol pembatasan perlu diperlonggar lagi. Penaikan yang diajukan pemerintah bagi warga asing dirasa tidak cukup.
Masakazu Tokura, pemimpin Federasi Bisnis Jepang mengtatakan hal tersebut pada konferensi persnya. Ia menyarankan agar kontrol perbatasan negara yang bertujuan mencegah penyebaran virus corona tidak didasarkan pada alasan epidemiologis, tetapi meminta pemerintah untuk lebih melonggarkannya dengan menyederhanakan prosedur imigrasi.
Tokura menambahkan bahwa alasan sebenarnya di balik kurangnya pelonggaran adalah prosedur imigrasi dan penelusuran yang rumit untuk orang yang memasuki Jepang. Untuk mengatasi hal tersebut ketua lobi yang juga dikenal sebagai Keidanren meminta pemerintah untuk menggunakan lebih banyak teknologi digital.
Selanjutnya Tokura mengatakan bahwa keputusan pekan lalu menandai “langkah pertama dalam membuka jalan menuju memungkinkan orang untuk melakukan perjalanan internasional.”
Tokura yang juga pimpinan Sumitomo Chemical Co, mempertanyakan perlunya untuk terus membatasi kegiatan sosial dan ekonomi. Selain itu dirinya juga mengatakan perlu untuk menarik strategi keluar dari gelombang keenam infeksi saat ini. “Harus ada diskusi secepat mungkin tentang seperti apa seharusnya di bawah endemik (bukan pandemi),” katanya.
Sebelumnya Perdana Menteri Fumio Kishida mengatakan pada hari Kamis lalu, bahwa pemerintahnya akan mengendurkan kontrol perbatasan Jepang pada bulan Maret. hal ini diambil setelah adanya kritik dari kalangan bisnis dan akademis di dalam maupun luar negeri.
Dalam pembatasan harian yang terbaru, warga negara asing dapat memasuki negaranya untuk berbagai tujuan selain kecuali pariwisata. Tokyo dan banyak daerah lainnya tetap berada di bawah keadaan darurat, Bahkan gubernur prefektur meminta restoran dan bar tutup lebih awal dan berhenti menyajikan alkohol.
Pada hari Senin, Tokyo melaporkan 8.805 kasus COVID-19 baru, di bawah 10.000 untuk pertama kalinya sejak 24 Januari. Tetapi jumlah kematian baru yang tercatat akibat penyakit ini mencapai level tertinggi dalam lebih dari setahun pada 30. Hitungan harian nasional adalah 51.986, sekitar 13 persen turun dari seminggu yang lalu, dengan jumlah kematian 173. ***
Respon (2)