Ketiga pesepeda itu adalah Wisli Sagara, ada Aldian Candra dan Yudi. Ketiganya mendapatkan dukungan penuh Duta besar RI untuk Jepang karena dinilai memperkuat persahabatan Indonesia dan Jepang.
halojapin.com. Diplomasi sepeda dilakukan oleh tiga pesepeda Indonesia yang ikut dalam ajang Japanese Odyssey 2023. Ketiga pesepeda itu adalah Wisli Sagara, ada Aldian Candra dan Yudi. Ketiganya mendapatkan dukungan penuh Duta besar RI untuk Jepang karena dinilai memperkuat persahabatan Indonesia dan Jepang.
Olah raga ketahanan sepeda ini berlangsung selama 12 hari dengan menempuh jarak 2.700 kilometer. Sebanyak 57 pesepeda dari 15 negara mulai berjalan dari kaki Gunung Sakurajima, Kagoshima di ujung selatan Pulau Kyushu. Para pesepeda melintasi 15 check point di jalur pegunungan dan daerah terpencil Jepang dan berakhir di Observatorium Ashigezaki, Hachione.
“Event ini menempuh 2.700 km, dari ujung selatan Kagoshima menuju Hachinoe. Selesai dalam waktu 12 hari. Kebetulan saya bersepeda sendiri. Sehingga memasuki hutan pedesaan dan pegunungan rata-rata sendiri. Banyak sekali pengalaman yang saya dapat termasuk bersinggungan langsung dengan warga Jepang yang ramah,”ujar Wisli Sagara dalam rilis resmi KBRI Tokyo, Selasa (14/11)
Menurutnya ajang Japanese Odyssey 2023 ini terbilang berat. Para peserta harus mandiri tanpa pendampingan panitia. Pesepeda hanya mengandalkan alat komunikasi dan sistem satelit navigasi dan penentuan posisi (Global Positioning System/GPS).
Pesepeda Mendapatkan Apresiasi Dubes Jepang
Keikutsertaan peserta dari Indonesia mendapatkan apresiasi dari Dubes RI untuk Jepang Heri Akhmadi memberikan apresiai kepada pesepeda dari Indonesia. Menurutnya Japanese Odyssey 2023 bukan sekedar ajang menguji ketahanan bersepeda akan tetapi dapat membuka ruang pemahaman antar masyarakat Indonesia dengan Jepang.
“Jika boleh saya sebut keikutsertaan 3 warga Indonesia di ajang ini adalah sebagai bentuk diplomasi sepeda. Komunikasi persahabatan yang terbangun dengan warga Jepang sepanjang mereka bersepeda secara tidak langsung menjadi pemahaman bersama budaya antar masyarakat Indonesia – Jepang di tengah peringatan 65 tahun hubungan kedua negara. Ajang ini juga menjadi promosi karya kreatif anak bangsa melalui sepeda bambu,” katanya.
Wisli Sagara dalam kegiatan ini menggunakan sepeda bambu Sepeda Pagi (Spedagi) tipe gravel Dalantrasah, karya perancang bambu Singgih Susilo Kartono dari Temanggung, Jawa Tengah. Sepeda kreasi Singgih Susilo Kartono pernah mendapat penghargaan Gold Award tahun 2018 di ajang bergengsi G-mark Good Design Award. Sejak saat itu, komunitas penggemar sepeda bambu pun terbentuk di Jepang.