Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the jetpack domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/kobacoid/public_html/halojapin.com/wp-includes/functions.php on line 6114
Di Jepang Penjualan Tempe Melonjak Selama Ramadhan - Halo Japin
Berita Jepang dan Indonesia Terkini
Berita  

Di Jepang Penjualan Tempe Melonjak Selama Ramadhan

Produk tempe di Jepang ( Foto dok.nu.or.id)

halojapin.com. Penjual tempe asal Indonesia di menyebut angka penjualan produknya melonjak selama bulan suci Ramadhan tahun ini. Hal ini disebabkan banyaknya orang Indonesia yang membeli tempe sebagai obat rasa kangen.


Hal tersebut dikatakan oleh Yulia, seorang pedagang tempe di daerah Kawasaki Jepang. “Beberapa kali saya mendapatkan pesanan dari orang Jepang yang sekaligus ambil banyak untuk dijual lagi dalam bentuk makanan siap saji seperti mendoan, salat sayur, dan lain sebagainya,” papar Yulia seperti dikutip dari laman NU Online, Kamis(6/4)

Selama bulan Ramadhan konsumsi tempe di beberapa daerah di Jepang menjadi makanan favorit yang cukup langka didapatkan. Yulia mengaku banyak orang-orang Indonesia yang membeli tempe darinya. Menurutnya tidak hanya orang-orang Indonesia saja, banyak juga orang-orang Jepang yang menggemari tempe dan sering membeli kepadanya.

Yulia mengatakan bahwa dirinya telah menjual tempe sejak tahun 2017. Ia mengungkapkan tempe menjadi salah satu makanan yang diminati di Jepang. Apalagi bagi vegetarian yang menghindari makanan berbahan dasar ikan atau pun daging-dagingan. “Saat ini kami juga menyuplai tempe ke toko halal India. Kami memilih bahan dasar dari kedelai yang diimpor dari Kanada yang non-GMO (organisme yang material genetiknya telah dimodifikasi menggunakan metode rekayasa genetika). Karena memang beberapa orang lebih memilih yang non-GMO,” jelasnya.


Yulia yang juga Pengurus Muslimat NU Jepang berkisah bahwa ide pembuatannya muncul karena kebiasaannya yang tidak dapat lepas dari tempe. Sementara untuk mendapatkan tempe di Jepang waktu itu masih susah.

Hals senada dukatakan oleh Helen, penjual tempe lainnya di Jepang. Helen menjelaskan penjualan tempenya di bulan Ramadhan sedikit meningkat karena orang-orang menjadi lebih sering membeli untuk persediaan di kulkas.


“Untuk satu bulan kita bisa menghabiskan tempe sebanyak 400 hingga 500 keping yang berukuran 250 gram. Pemasarannya kami hanya berfokus di toko saja, dan pembelinya kebanyakan anak-anak sekitar Ibaraki,” tuturnya.

Ia juga mengaku memiliki usaha rumah makan yang juga menyediakan menu berbahan dasar tempe seperti tempe mendoan dan orek frozen, selain itu juga ada menu-menu lain khas Indonesia yang banyak dirindukan oleh teman-teman. Tempe yang dijualnya menggunakan kedelai pilihan yang didapatkan langsung dari petani Jepang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *