HALO JAPIN. Angka bunuh diri di Jepang turun untuk pertama kalinya dalam dua tahun terakhir. Menurut data dari pemerintah jumlah bunuh diri pada tahun 2021 menurun, namun jumlah perempuan yang melakukan bunuh diri justru mengalami kenaikan.
Dari data yang dirilis banyak perempuan yang melakukan bunuh diri di tahun kedua pandemi virus corona. Dilansir dari laman asahi.com Kementerian Kesehatan Jepang merilis menunjukkan jumlah keseluruhan turun 74 dari tahun sebelumnya menjadi 21.007. Laki-laki menyumbang 13.939, turun 116 dari tahun sebelumnya. Ini menandai tahun ke-12 berturut-turut penurunan bunuh diri di kalangan pria.
Yang menarik adalah jumlah perempuan yang melakukan bunuh diri wanita naik 42 dari 2020 menjadi 7.068. data ini menunjukkan dua tahun meningkat secara berturut-turut.
Sementara tingkat bunuh diri per 100.000 orang mencapai 16,8 secara nasional, naik 0,1 poin dari tahun sebelumnya. Tingkat untuk pria tetap tidak berubah di 22,9, sedangkan untuk wanita naik 0,2 poin menjadi 11. Data juga menyebutkan berdasarkan prefektur, Aomori dan Yamanashi memiliki tingkat bunuh diri tertinggi yaitu 23,7 kemudian diikuti Niigata dengan 21,3.
Adapun alasan paling umum mereka melakukan bunuh diri adalah masalah kesehatan. Jumlahnya mencapai 9.860 kasus bunuh. Angka ini turun 335 dari tahun 2020. Kemudian yang dilatarbelakangi masalah keuangan dan masalah lain dalam hidup berjumlah 3.376 kasus. Angka ini naik 160 dari tahun sebelumnya.
Memang jumlah kasus bunuh diri sempat mencapai puncaknya pada 2003 dengan 34.427 kasus. Hal ini yang kemudian mengkhawatirkan para pembuat kebijakan negeri tersebut. Pemerintah Jepang kemudian menyusun program pencegahan bunuh diri secara komprehensif yang diluncurkan pada tahun 2007.
Memang bunuh diri memiliki sejarah panjang di Jepang sebagai cara untuk menghindari rasa malu atau aib. Tetapi upaya nasional bersama berhasil menurunkan angka sekitar 40 persen selama 15 tahun, meskipun sempat mengalami kenaikan pada tahun 2020 akibat oleh pandemi virus corona.***