HALO JAPIN. Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Jepang melaporkan bahwa sejauh ini tidak ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam peristiwa gempa di Jepang. Seperti dinyatakan pemerintah Jepang korban meninggal untuk sementara berjumlah 2 orang dan ratusan mengalami luka-luka.
Gempa berkekuatan 7.4 SR setelah sebelumnya dinyatakan 7,3 SR menerjang Fukushima dan dirasakan kekuatannya hingga Tokyo. Bahkan ibukota Jepang itu mengalami pemadaman listrik.
“KBRI telah melakukan komunikasi dengan simpul-simpul masyarakat di wilayah terdampak dan belum terdapat WNI yang terluka atau terdampak gempa. Hanya beberapa yang terdampak pemadaman listrik,” kata KBRI Tokyo dalam pernyataan tertulisnya, Kamis.
Menurut data KBRI Tokyo, jumlah WNI di yang ada di Jepang sekitar 67 ribu orang. Adapun yang tercatat bertempat tinggal di sekitar episentrum gempa, yakni di daerah pantai Barat Jepang, sebanyak 984 WNI di Miyagi dan 540 WNI ada di daerah Fukushima.
Berdasarkan pemantauan media Jepang NHK, disebutkan bahwa di seluruh wilayah terdampak, hingga pukul 05.30 waktu setempat (03.30 WIB) terdapat dua korban jiwa dan 92 korban luka. Sebelumnya, gempa dengan skala 7,4 magnitudo mengguncang Jepang pada Rabu malam, 16 Maret 2022 pukul 23.36 waktu setempat (21.36WIB).
Terdapat peringatan tsunami bagi wilayah Fukushima dan Miyagi, namun peringatan tersebut telah dicabut pada Kamis (17/3) pukul 05.00 waktu setempat (03.00 WIB).
Gempa telah menyebabkan kereta Shinkansen keluar jalur di antara stasiun Fukushima dan Shiroishizao, namun seluruh 96 penumpang dinyatakan dalam kondisi baik dan tidak terdapat korban luka. Sejumlah wilayah mengalami mati listrik, kebocoran air dan penghentian sementara jalur kereta. Disebutkan pula tidak terdapat kerusakan bangunan yang parah.
Menurut keterangan KBRI Tokyo, perusahaan pengelola pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima, TEPCO, telah menyatakan kondisi PLTN aman dan tidak terdapat perubahan tingkat radiasi. ***