halojapin.com. Tidak kurang dari 10 juta unggas akan dimusnahkan di Jepang karena penyebaran flu burung. Angka ini menjadi rekor tertinggi pada puncak infeksi yang berlangsung dari Oktober hingga Mei.
Seorang pejabat kementerian pertanian, Selasa menyebutkan bahwa kasus flu burung terbaru yang terdeteksi di sebuah peternakan ayam di Miyazaki, Jepang barat daya. Disebutkan pula jumlah ayam yang dimusnahkan pada musim 2022 mencapai 10,08 juta ekor. Angka ini melebihi 9,87 juta pada musim November 2020 hingga Maret 2021.
Dilansir dari laman antaranews.com pejabat kementerian tersebut juga menyebut jumlah wabah telah mencapai 57, melebihi rekor musim 2020 dengan 52. Sedangkan jumlah prefektur yang terdampak naik hingga 23 dari 18 pada 2020 dan menjadi angka tertinggi. “Flu burung menyebar di seluruh dunia, termasuk Eropa dan Amerika Serikat, dan jumlah virus yang datang ke Jepang bersamaan dengan burung migran cukup banyak musim ini,” ujarnya, menjelaskan.
Sebelumnya pada Senin (9/1) Menteri Pertanian Tetsuro Nomura mengeluarkan pernyataan mengenai jumlah burung yang dimusnahkan, serta mengimbau menghimbau peternak untuk sangat berhati-hati. Pernyataan tersebut juga menyerukan tindakan epidemik untuk mencegah wabah dan penyebaran penyakit. “Wabah pada burung liar telah dipastikan terjadi lebih sering dari biasanya, dan para ahli telah memperingatkan bahwa konsentrasi virus di lingkungan sangat tinggi secara nasional,” katanya.
Flu burung menyebar di seluruh dunia, termasuk Eropa dan Amerika Serikat, dan jumlah virus yang datang ke Jepang bersamaan dengan burung migran cukup banyak musim ini
Pada bulan Desember 2022, pemerintah Jepang mengeluarkan peringatan dan menginstruksikan peternak ayam di daerah terdampak untuk melaksanakan disinfeksi dengan kapur mati yang diberikan oleh pemerintah.
Banyak ayam, kalkun, dan burung lain mati dalam jumlah tertinggi akibat wabah di Amerika Serikat dan Eropa, dan virus tersebut menyebar di Amerika Selatan, Afrika, dan Asia. Virus tersebut dapat menular ke manusia lewat kontak dengan unggas, tetapi para ahli berkata bahwa risiko kesehatan terhadap manusia rendah. Wabah pertama yang dialami Jepang untuk musim ini terdeteksi pada akhir Oktober tahun lalu dan musim ini diperkirakan akan berlanjut hingga sekitar Mei.