Lebih dari 70 persen responden dalam survei tersebut mengatakan pengasuhan anak terlalu mahal.
halojapin.com. dalam sebuah survei menyebut penyebab rendahnya angka kelahiran adalah tingginya biaya perawatan anak. Lebih dari 70 persen dalam survei tersebut mengatakan bahwa membesarkan atau pengasuhan anak terlalu mah.
Survei oleh lembaga penelitian bernama Shufu Job Soken juga menyebutkan 74,2% responden menjawab pengasuhan anak terlalu mahal. Sedangkan 63,2% perempuan Jepang mengatakan beban mengasuh anak hanya pada perempuan tidak proporsional. Selain itu 60,3% menyebut hanya sedikit pekerjaan yang sesuai dengan pengasuhan anak.
Responden survei yang diadakan tanggal 15 hingga 22 Maret 2023 adalah para pengguna yang terdaftar dari layanan kepegawaian. Selain itu juga ada dari situs kerja yang berafiliasi dengan institut tersebut. Adapun respon yang masuk lebih dari 554 orang dari segala usia.
Survei tersebut juga mengajukan pertanyaan jawaban tentang hubungan antara jumlah kelahiran dan perempuan yang bekerja. Ada 26,2 persen mengatakan tidak ada hubungan antara jumlah kelahiran untuk wanita yang bekerja atau tidak bekerja. Sedangkan 5,4% mengatakan perempuan harus bekerja untuk meningkatkan jumlah kelahiran.
Keitaro Kawakami, penasihat penelitian institut tersebut bahwa perlu membuat pilihan pada orang yang ingin mempunyai anak tanpa rasa cemas. Salah satunya adalah meningkatkan jumlah pekerjaan yang sesuai dengan mengasuh anak.
Tidak Menyelesaikan Masalah
Sebelumnya Perdana Menteri Fumio Kishida sedang mempertimbangkan untuk memperluas tunjangan pengasuhan anak. Hal ini sebagai kebijakan dari penanggulangan tingkat kelahiran rendah. Harapannya langkah tersebut dapat membantu meringankan beban, responden survei menunjukkan sulitnya menyeimbangkan pekerjaan dan mengasuh anak. Artinya uang saja tidak akan menyelesaikan masalah.
Dalam data awal yang ditunjukkan oleh Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Jepang disebutkan jumlah bayi baru lahir turun 3,4 persen dari 2020 menjadi 842.897. Sementara itu angka kematian meningkat 4,9 persen menjadi 1.452.289. hal ini mengakibatkan penurunan populasi alami 609.392 di negara berpenduduk 125 juta ini.
Institut Nasional Penelitian Kependudukan dan Jaminan Sosial memperkirakan bahwa populasi ekonomi terbesar ketiga di dunia itu akan turun di bawah 100 juta pada tahun 2053 dan mencapai 88,08 juta pada tahun 2065. Untuk itu pemerintah Jepang berencana untuk membentuk “penitipan anak dan keluarga” untuk menangani kelahiran turun dan masalah lain yang melibatkan anak-anak.