Revisi ini menjadikan ekspor produk kertas Indonesia ke Jepang terus mengalami peningkatan. Hal ini karena kita memiliki kualitas dan ramah lingkungan
halojapin.com. Pemerintah Indonesia memberikan apresiasi kepada pemerintah kota Tokyo (Tokyo Metropolitan Government/TMG). Apresiasi tersebut terkait dengan adanya revisi aturan the Green Procurement Guide (GPG) terhadap ekspor produk kertas Indonesia.
Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Budi Santoso mengemukakan hal tersebut dalam keterangan tertulisnya. Menurut Budi Santoso perubahan tersebut menjadi bukti keberhasilan Pemerintah terutama industri kertas. Selain itu juga membuka peluang lebih besar terhadap produk kertas dan hasil hutan Indonesia ke Jepang.
“Pemerintah Indonesia mengapresiasi Pemerintah Kota Tokyo yang telah mengakomodasi usulan Indonesia. Selain itu mendukung upaya Indonesia untuk produk berkelanjutan dengan tetap menjaga biodiversitas,” ujarnya.
Adanya Revisi GPG sendiri mulai berlaku pada 1 April 2023. Sebelumnya pada 2020, GPG mencantumkan klausul tambahan yaitu “Jika perusahaan pernah terdisasosiasi/pemutusan hubungan dari sertifikasi kehutanan apapun, seperti Forest Stewardship Council (FSC), Programme for Endorsement of Forest Certification (PEFC), atau Sustainable Green Eco-system Council (SGEC). Maka produknya tidak dapat diterima.” Dalam klausul terbaru tersebut peraturannya menjadi, “Menjamin rantai pasok yang berkelanjutan dan tidak menyebabkan kehilangan biodiversitas.”
Kerjasama semua pihak
Sementara itu, Direktur Pengamanan Perdagangan Natan Kambuno revisi itu hasil kolaborasi Pemerintah Pusat, Perwakilan RI di Jepang dan pemangku kepentingan lainnya. “Ke depan saya berharap ekspor produk kertas Indonesia ke Jepang terus mengalami peningkatan. Hal ini karena kita memiliki kualitas dan ramah lingkungan,” kata Natan. Selain itu Pemerintah juga melakukan upaya negosiasi dan pembelaan melalui pertemuan bilateral tingkat tinggi dan teknis
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir (2018–2022) tren ekspor produk kertas Indonesia (HS 4802) mengalami fluktuasi. Namun angkanya cenderung menurun sebesar 0,11 persen. Pada periode 2018, ekspor kertas Indonesia ke Jepang mencapai 255,5 juta dolar AS. Sedangkan pada 2022 mencapai 259,7 juta dolar AS. Selama lima tahun terakhir, maka nilai ekspor produk kertas ke Jepang mencapai 1,29 miliar dolar AS dengan potensi nilai ekspor terselamatkan mencapai 272 juta dolar AS.