halojapin.com. Pelajar Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di Jepang sebaiknya diikuti dengan kemampuan berjejaring yang lebih luas. Hal ini perlu dilakukan untuk mendapatkan gagasan atau ide-ide baru yang selanjutnya mampu berkontribusi pada kemajuan negara.
Hal tersebut dikatakan oleh pengamat sumber daya manusia (SDM) Ferro Ferizka dalam acara diskusi yang bertema Bridge for Innovation: The Role of Indonesian Diaspora in Japan” yang berlangsung di Tokyo, Jepang. Menurut dia, pelajar-pelajar Indonesia di Jepang memiliki potensi dan nilai tambah, yakni mampu memahami kondisi negara maju dari segi talenta, inovasi dan kebijakan
“Seberapa pintar pun kalau tidak ada yang mengenal Anda dan inovasi Anda, Anda tidak akan ke mana-mana. Jadi, skill nomor satu adalah kemampuan berjejaring sehingga ide sampai ke titik yang diinginkan,” kata Ferro.
Direktur eksekutif Pijar Foundation ini juga menyampaikan dikotekstulasisasikan di Indonesia. Sehingga sebagai negara tidak perlu lama-lama dengan trial and error. “Kita bisa lihat negara maju, mereka melakukan apa dan dikontekstualisasi di Indonesia baik dari sisi talenta, inovasi, dan kebijakan,” katanya, menambahkan.
Menurut Ferro, SDM berkualitas yang dimiliki Indonesia sangat banyak, namun tidak terkoneksi dengan pemegang kebijakan ataupun pihak yang dapat membantu mewujudkan ide dan inovasi-inovasi mereka. “Jadi, Anda harus tahu seseorang dan jangan menunggu untuk lulus sebelum berkontribusi,” katanya. Ferro menyebutkan pihaknya melalui program futureskills.id telah memfasilitasi lebih dari 30.000 mahasiswa dari sekitar 516 kampus di seluruh Indonesia dengan 54 korporasi.
Ferro mlenjutkan bahwa saat ini kendala yang dihadapi adalah pemetaan antara kemampuan yang dimiliki talenta dengan kebutuhan baik di korporasi maupun organisasi. “Nomor satu jelas pemetaan, kita harus tahu siapa butuh apa, yang dibutuhkan itu ada di mana. Yang mahal itu pemetaan. Jadi pemetaan kita masih perlu untuk diperbaiki,” katanya.
Ferro menambahkan pihaknya juga berupaya bermitra dengan Nippon Foundation terkait penyerapan SDM untuk kebutuhan dalam negeri. “Negara-negara maju sudah mulai bicara impact fund, impact investment. Mereka punya sumber daya ke situ dan kami berusaha bermitra dengan mereka sehingga kita bisa membawa dampak bagi Indonesia,” katanya.